SULUT, Bolsel | Matapenanews.co.id– Tradisi penuh makna kembali digelar di Kecamatan Tomini. Ratusan warga memadati Desa Botuliodu untuk mengikuti ritual adat Lihu Lo Lilu Mandi Safar 1447 H, Rabu (20/08/2025).
Acara sakral ini turut dihadiri Bupati Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) H. Iskandar Kamaru, S.Pt., M.Si bersama Ketua TP-PKK Hj. Selpian Kamaru Manopo.
Dalam sambutannya, Bupati Iskandar menegaskan bahwa mandi safar bukan sekadar ritual, melainkan warisan budaya yang sarat nilai spiritual dan kearifan lokal.
“Tradisi ini adalah wujud rasa syukur sekaligus doa agar kita semua dijauhkan dari mara bahaya dan bencana,” ujarnya.
Iskandar mengajak seluruh masyarakat untuk terus melestarikan budaya ini agar generasi mendatang tetap mengenal jati diri daerahnya.
“Kita ingin anak cucu kita mencintai tradisi leluhur. Melalui mandi safar, kita berdoa bersama untuk keselamatan dan kesejahteraan Bolsel,” tambahnya.
Bupati juga menekankan bahwa doa-doa dalam tradisi ini bersumber dari Al-Qur’an, sehingga selaras dengan ajaran Islam. Ia bahkan mendorong agar Mandi Safar diusulkan menjadi Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) dengan dukungan Balai Pelestarian Budaya Wilayah 17 yang hadir dalam kegiatan tersebut.
“Kalau tidak kita usulkan, bisa saja tradisi ini diklaim daerah lain. Karena itu, pelestarian budaya ini harus kita perkuat,” tegasnya.
Tak hanya sarat nilai religius, tradisi mandi safar juga diyakini membawa keberkahan, mempermudah rezeki, dan menanamkan rasa syukur. Mengusung tema “Melestarikan Tradisi, Mempererat Persaudaraan Menjaga Kearifan Lokal”, acara dilanjutkan dengan dzikir dan doa bersama.
Hadir pula Forkopimka Tomini, para asisten Setda, pimpinan OPD, camat, para sangadi, serta masyarakat yang antusias mengikuti ritual tahunan ini. Di penghujung acara, Bupati menyampaikan apresiasi kepada seluruh warga, khususnya masyarakat Desa Botuliodu, atas suksesnya penyelenggaraan tradisi budaya yang sarat makna tersebut. (A70/Advertorial)